[BUKU] Bayang-Bayang Tuhan Agama Dan Imajinasi
Zaad Books - Mampukah agama hidup tanpa kebebasan, imajinasi, fantasi, inovasi, dan kreativitas sama sekali?
Bagaimana televisi bisa menyihir kesadaran keberagamaan seseorang?
Mengapa seseorang yang pada awalnya tidak menyukai baju koko, setelah melihat seorang ustad di televisi mendadak menjadi gandrung pada baju koko?
Bagaimana makna kesalahan dapat direproduksi di tengah komoditas?
Tanpa pernah disadari, elemen budaya populer, seperti televisi, turut mempengaruhi, keberagaman seseorang. Pada masa kini, wacana dan fenomena keberagaman tidak bisa dilepaskan dari tanda-tanda dan pencitraan yang tidak memiliki pijakan didalam tradisi agama itu sendiri. Agama, secara historis, selalu muncul di tengah kekisruhan sosial dan spiritual. Bisa dikatakan agama hadir untuk mentransformasikan kehidupan sosio-kultural masyarakat ke arah yang harmonis. Inilah yang disebut oleh orang bijak-bestari sebagai alkimia spiritual. Kini, setelah ribuan tahun dari masa kelahirannya, agama malah menjadi wahana srkulasi-kekal kapital dan tempat kekuasaan korup mendapatkan justifikasi ilahiah. Pada masa awal, para pewarta agama bukan hanya bertindak sebagai juru dakwah, melainkan juga sebagai pejuang dan pembela kaum tertindas. Setelah ribuan tahun, kini para pewarta agama malah menjadi pewarta konsumerisme, bahkan menjadi ujung tombak promosi suatu produk komersial.
Dalam buku ini, Yasrif Amir Piliang - salah satu nama yang kesohor dalam jagat posmo di Indonesia - menganalisis agama dengan pendekatan cultural studies yang diharapkan dapat membentangkan ruang keanekaragaman dan multiplisitas pandangan, interpretasi, dan makna kultural realitas keagamaan. Buku ini, Bayang-bayang Tuhan: Agama dan Imajinasi, merupakan sebuah upaya melukiskan wacana agama dan realitas keberagaman dengan membuka ruang-ruang interpretasi terhadap fenomena atau realitas keagamaan melalui pendekatan budaya. Ia hendak melihat agama beserta turunannya dengan cara lebih cair, dinamis, imajinatif, dan inovatif, tidak seperti yang dibayangkan selama ini.
Sebagai sebuah upaya yang belum begitu banyak dilakukan di Indonesia, yakni mendekati agama - terutama fenomena keislaman - melalui cultural studies, kehadiran buku ini dirasa sangat penting.
Bagaimana televisi bisa menyihir kesadaran keberagamaan seseorang?
Mengapa seseorang yang pada awalnya tidak menyukai baju koko, setelah melihat seorang ustad di televisi mendadak menjadi gandrung pada baju koko?
Bagaimana makna kesalahan dapat direproduksi di tengah komoditas?
Tanpa pernah disadari, elemen budaya populer, seperti televisi, turut mempengaruhi, keberagaman seseorang. Pada masa kini, wacana dan fenomena keberagaman tidak bisa dilepaskan dari tanda-tanda dan pencitraan yang tidak memiliki pijakan didalam tradisi agama itu sendiri. Agama, secara historis, selalu muncul di tengah kekisruhan sosial dan spiritual. Bisa dikatakan agama hadir untuk mentransformasikan kehidupan sosio-kultural masyarakat ke arah yang harmonis. Inilah yang disebut oleh orang bijak-bestari sebagai alkimia spiritual. Kini, setelah ribuan tahun dari masa kelahirannya, agama malah menjadi wahana srkulasi-kekal kapital dan tempat kekuasaan korup mendapatkan justifikasi ilahiah. Pada masa awal, para pewarta agama bukan hanya bertindak sebagai juru dakwah, melainkan juga sebagai pejuang dan pembela kaum tertindas. Setelah ribuan tahun, kini para pewarta agama malah menjadi pewarta konsumerisme, bahkan menjadi ujung tombak promosi suatu produk komersial.
Dalam buku ini, Yasrif Amir Piliang - salah satu nama yang kesohor dalam jagat posmo di Indonesia - menganalisis agama dengan pendekatan cultural studies yang diharapkan dapat membentangkan ruang keanekaragaman dan multiplisitas pandangan, interpretasi, dan makna kultural realitas keagamaan. Buku ini, Bayang-bayang Tuhan: Agama dan Imajinasi, merupakan sebuah upaya melukiskan wacana agama dan realitas keberagaman dengan membuka ruang-ruang interpretasi terhadap fenomena atau realitas keagamaan melalui pendekatan budaya. Ia hendak melihat agama beserta turunannya dengan cara lebih cair, dinamis, imajinatif, dan inovatif, tidak seperti yang dibayangkan selama ini.
Sebagai sebuah upaya yang belum begitu banyak dilakukan di Indonesia, yakni mendekati agama - terutama fenomena keislaman - melalui cultural studies, kehadiran buku ini dirasa sangat penting.
Post a Comment