[BUKU] Kemanakah Ku labuhkan Hati Ini
Zaad Books -“Ini
benar-benar kunci keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga. Jika suami
istri memegang kuat-kuat konsep Annisa’: 34, maka itulah jaminan
berlayarnya bahtera tanpa masalah berarti. Walau ombak bisa menggulung
setinggi gunung. Tetapi jika sebaliknya, yang terjadi adalah
ketidaknyamanan terus menghantui sejak di pelabuhan pertama. Hingga
sampan mulai dikayuh. Apalagi ketika langit mulai gelap.”
Untaian kalimat di atas merupakan pembuka dalam buku bertajuk “Kemanakah Kulabuhkan Hati Ini?”. Setelah mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, tim Parenting Nabawiyah kembali menerbitkan buku bertema keluarga berbasis nubuwwah.
Inilah buku seri ke-2, setelah “Inspirasi Rumah Cahaya”. Kali ini Budi
Ashari, Lc tidak menulis sendiri, namun dibantu pula oleh Elvin Sasmita,
S.Kom, dan Herfi Ghulam Faizi, Lc.
Sekilas judul buku ini diperuntukkan hanya untuk para bujangan atau jomblo.
Tapi tidak! Buku ini memaparkan konsep bagi siapapun yang ingin
memiliki keluarga sesuai Al Qur’an dan sunnah. Baik bagi yang belum siap
mengarungi bahtera rumah tangga, yang sedang memilih dan memilah
pasangan jiwa, maupun yang ingin segera mengakhiri masa lajangnya.
Bahkan, buku ini sangat tepat untuk keluarga yang sudah berpuluh-puluh
tahun hidup bersama. Serta bagi yang ingin mencari menantu untuk
anak-anak tercintanya.
Begitu banyak keluarga yang hari ini bengkok oleh hantaman jaman,
berbagai ajaran yang jauh dari ajaran Islam telah merusaknya. Tanpa
disadari, telah membuat biduk rumah tangga terombang-ambing
ketidakjelasan. Tidak jelas kemana arahnya. Tidak jelas siapa
nahkodanya. Tidak jelas nasib penumpangnya. Di tengah badai yang siap
melumat semuanya. Maka, kembali pada potret keluarga dalam Qur’an dan
sesuai risalah kenabian adalah sebuah kebutuhan mendasar. Solusi
berbagai permasalahan.
Budi Ashari, Lc menuliskan “di kebanyakan rumah hari ini, qowamah
(kepemimpinan) ada di tangan wanita! Maka bercampur aduklah pemahaman,
guncanglah timbangan, dan lenyaplah nilai. Begitu banyaknya efek. Di
antaranya keluarga yang retak dan terurai antara suami tanpa
kepemimpinan dan istri yang bebas berbuat. Serta anak-anak yang menjadi
korban di antara ayah dan ibu yang berbeda dan bertikai.”
Alumni Fakultas Hadist dan Dirosah Islamiyyah di Al Jami’ah Al
Islamiyyah di Madinah Nabawiyyah ini , memaparkan dua hal yang wajib ada
pada pada laki-laki. Dua hal tersebut adalah KELEBIHAN (kekuatan dan keberanian) dan NAFKAH yang dijabarkan dalam bab “Suami Setegar Pilar”.
Sedangkan terkait istri dipaparkan dalam bab “5 Kriteria Istri dalam
An Nisa’: 34”. Lima hal tersebut meliputi: taat kepada Alloh, taat
kepada suami, ikhlas dalam ketaatan, menjaga dirinya dan cintanya saat
suami tidak ada, dan menjaga harta suami dengan baik. Semua itu terkemas
dalam satu kata: SHOLIHAH.
Selain mambahas kriteria suami istri, buku ini memaparkan “Melewati
Masa Bujangan dengan Penuh Makna”. Herfi Ghulam Faizi Lc menuliskan
dengan bahasa yang sangat menggugah. Menurutnya, “Hidup membujang,
antara pilihan dan keterpaksaan. Ada orang yang membujang karena belum
mendapat pasangan. Sebenarnya hati sudah ingin menikah, mental OK,
materi ada, tapi apalah daya jika jodoh belum kunjung tiba. Ada juga
yang belum siap secara mental. Materi ada, calon di depan mata, namun
belum berani menikah, ya tidak bisa dipaksa.” Jelas pria yang memutuskan
menikah di usia 22 tahun ini.
Apapun alasan membujang, yang paling penting adalah orientasi yang
jelas dari keputusan untuk tidak menikah dulu. Agar masa tersebut
menjadi penuh makna. Tidak sia-sia begitu saja.
Bagaimana cara mengoptimalkan waktu bujangan? Mari belajar pada orang
yang berpengalaman dan berhasil dalam pengalamannya. Siapa lagi jika
bukan para ulama? Imam Ahmad bin Hanbal contohnya. Beliau menunda
menikah sampai genap usianya mencapai empat puluh tahun untuk
konsentrasi mencari ilmu. Begitu usianya genap, ilmunya mendalam, karya
yang dihasilkan jelas, baru menikah. “Bujangan, tapi berprestasi!”
tegasnya.
Menikah adalah regenerasi ketaqwaan. Alloh SWT memerintahkan kepada seluruh manusia agar bertaqwa, inilah frame
besar seluruh aktivitas manusia dalam menjalani kehidupan ini. Elvin
Sasmita, S.Kom memaparkan dalam bab “Tak Sekedar Mengakhiri Masa
Lajang”. Menurutnya, “Inilah esensi dari Alloh menciptakan manusia dari
diri yang satu (Adam) kemudian Alloh ciptakan istrinya (Hawa). Dengan
hadirnya pasangan itu kemudian proses berkembang biaknya manusia pun
dimulai. Kita semua berasal dari ayah dan ibu yang sama. Dalam ketaqwaan
dan menggunakan nama Alloh kita saling meminta satu sama lain. Inilah
hakikat dari berkembang biaknya manusia di bumi ini. Melakukan
regenerasi ketaqwaan.” Jelas ayah dari tujuh orang anak ini.
Selain bab-bab yang sebagiannya telah dibahas di atas, buku dengan 86
halaman ini memiliki 15 bab keseluruhan yang sangat inspiratif. Dibahas
pula kisah Julaibib yang beruntung mendapatkan bidadari dunia dan
akhirat. Bagaimana Memilih Wanita Sesuai Sabda Nabi, Memilih Gadis atau
Janda? Dan Menimbang keluarga Calon.
Dalam bab Fakta Jejak Langkah Proyek Iblis dan Solusinya, dipaparkan
data dari Tod Callahan tentang angka hubungan seks diluar nikah yang
membuat kita miris. Hasil survei perilaku seksual remaja di Indonesia
dengan metode wawancara langsung terhadap 663 responden di 5 kota besar
di Indonesia, berusia 15-25 tahun. Sebanyak 462 responden menjawab
pernah melakukan seks di luar nikah. Dan 17% responden mengaku pernah
melakukan aborsi.
Maka, untuk mengantisipasi semakin meluasnya dampak pergaulan
bebas-yang dalam Islam disebut zina-, buku ini menawarkan solusi:
menikah. Menikahlah! Karena Alloh Selalu Punya Rencana yang Jauh Lebih
Baik. Kesemua bab tersebut memberikan arahan menyongsong dan meniti
keluarga sesuai pedoman terbaik, Qur’an dan sunnah.
Buku inipun disertai pembahasan tips bagaimana mengatasi anak yang
mengambil hak orang lain dan cara menjadi guru bagi buah hati.
Jadi, ayo segera dapatkan buku ini! “Kemanakah Kulabuhkan Hati ini?”
Daftar isi:
- Suami Setegar Pilar
- Kriteria Suami Setegar Pilar
- 5 Kriteria Istri dalam An Nisa':34
- Seberuntung Julaibib Mendapatkan Bidadari
- Laki-Laki dalam Sabda Nabi
- Melewati Masa Bujangan dengan Penuh Makna
- Tak Sekedar Mengakhiri Masa Lajang
- Lihatlah Dahulu, Agar Lebih Awet
- Dimana Bunga Itu Tumbuh?
- Fakta Jejak Langkah Proyek Iblis dan Solusinya
- Gadis atau Janda?
- Menimbang Keluarga Calon
- Memilih Wanita Sesuai Sabda Nabi
- Menikahlah, Karena Allah Selalu Punya Rencana yang Jauh Lebih Baik
- Tragedi Zaid dan Zainab
BONUS TIPS!!!
- Anak Mengambil Hak Orang Lain
- Menjadi Guru Bagi Buah Hati
Post a Comment